Resilience in Life and Faith (Bab 5)

0
(0)

Dalam 1 Raja-raja 19 kita menemukan Nabi Elia sedang dalam situasi stres dan ketakutan oleh karena ia hendak dibunuh oleh Izebel. Di tengah rasa lelah dan frustrasinya, ia mengeluh dan meminta Tuhan untuk mencabut saja nyawanya. Sekalipun ia baru saja memenangkan perlombaan yang besar melawan nabi-nabi Baal, sebagai manusia Elia tetap mengalami stres dan ketakutan. Tetapi dalam istirahatnya, Tuhan datang untuk membuatnya kembali tangguh. Mari kita perhatikan beberapa hal bagaimana Tuhan menjadikan Elia tangguh pada saat ia mengalami stres:

  • Elia pergi sendirian ke padang gurun dan beristirahat di bawah pohon arar yang telah Tuhan sediakan baginya. Ia mencari tempat yang teduh untuk beristirahat. Pada saat kita mengalami stres, pergi ke tempat yang indah, alam yang terbuka juga dapat membantu kita memulihkan cara pandang kita dan mengalihkan fokus perhatian kita dari tekanan-tekanan masalah kepada pemikiran tentang Tuhan. Tuhan berbicara kepada Elia dan juga kita dalam keheningan, retret, dan melalui alam ciptaan-Nya.
  • Setelah Elia mengatakan bahwa sudah cukup dan dia ingin mati, kemudian ia berbaring dan tertidur. Ia bangun dan tertidur lagi, sebuah kesempatan untuk mengistirahatkan stres. Tidur yang cukup dapat membantu membuat semua permasalahan tampak lebih mudah.
  • Malaikat menyentuh Elia sebanyak dua kali untuk membangunkan dan menyuruhnya makan. Sebuah sentuhan yang menolong Elia untuk dapat kembali melanjutkan perjalanan yang harus ia tempuh. Sentuhan dapat menolong kita ketika mengalami masa-masa sulit, meyakinkan kita bahwa kita tidak sendirian dan ada orang lain yang peduli kepada kita.
  • Sebanyak dua kali Tuhan bertanya kepada Elia tentang apa yang ia lakukan di gunung Horeb dan setiap itu pula Elia menceritakan kisahnya kepada Tuhan. Tuhan bertanya tidak hanya sekali melainkan dua kali karena Tuhan tahu bahwa baik bagi Elia untuk berbagi kisah dengan-Nya lebih dari sekali.
    Menceritakan apa yang kita alami dapat membantu kita pada saat mengalami stres dan membawa kita pada pemulihan. Berbagi kisah hidup dengan orang lain akan semakin memperdalam relasi kita dengan orang lain sehingga membuat kita semakin tangguh.

Masih ada hal-hal lain yang dapat kita pelajari untuk menjadi semakin tangguh dari pengalaman hidup Elia, seorang yang beriman tangguh. Sekalipun ia tidak melakukan segala sesuatu dengan benar, tetapi ia mengenal Allahnya, dan taat kepada-Nya. Dan itulah hal yang terpenting dalam menjadi tangguh yaitu memiliki relasi yang dekat dengan Allah.


Judul Buku: Tangguh dalam Kehidupan, Kuat dalam Tuhan
Penulis   : Tony Horsfall & Debbie Hawker
Penerbit  : Katalis – Yys. Gloria, Yogyakarta (2020)
Bab 5     : Ketangguhan dalam Kehidupan Elia (14 hal)

Seberapa artikel ini berguna?

Klik pada "bintang" untuk memberi nilai!

Nilai Rata² 0 / 5. Jumlah vote: 0

Belum ada vote! Jadilah yang pertama menilai.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isikan dengan ANGKA *

eBook Rekomendasi

Situs Rekomendasi