Pembahasan kita mengenai ketangguhan dimulai dengan memahami definisi ketangguhan yang merujuk pada respons kita terhadap penderitaan, tekanan atau kesulitan. Agar dapat menjadi tangguh, kita perlu mengalami masa-masa penuh tantangan. Namun sebelumnya, kita perlu memiliki akar yang kuat sebagai pondasi dasar kita untuk membangun kehidupan yang lebih tangguh.
Layaknya sebuah pohon yang membutuhkan akar yang kuat agar dapat bertumbuh baik, kita juga perlu mengembangkan akar yang dalam. Kita tahu bahwa memancang pohon muda di awal fase pertumbuhannya akan menolongnya supaya tidak mudah tumbang ketika tertiup angin. Namun, jika kita memancangnya terlalu kuat, akar pohon tersebut tidak akan mengembangkan akar yang dalam. Hanya jika pohon tersebut dibiarkan tetap bisa bergoyang tertiup angin maka akarnya akan berkembang semakin dalam dan pohon tersebut menjadi lebih stabil. Semakin ia bergoyang, semakin dalam akarnya mencari bebatuan untuk bertahan dan bertumbuh dengan baik.
Bagi kita, bebatuan adalah Tuhan dan kebenaran Firman Tuhan yang kita pegang teguh saat kita menumbuhkan akar yang dalam. Ketika angin meniup kehidupan kita, respons kita tidak lagi meragukan panggilan kita, atau mempertanyakan pertolongan Tuhan kepada kita. Tetapi kita menyatakan rasa percaya kita kepada-Nya, walau bagaimanapun keadaan di luar kita, bahwa Tuhan sanggup menolong kita dalam segala situasi. Jika kita kuat dalam bidang rohani maka kita mampu mengembangkan akar yang semakin dalam dan menolong kita untuk tetap stabil.
Orang yang tangguh akan memiliki sikap optimis yang realistik, percaya diri, rasa humor, kemampuan untuk tetap fokus di bawah tekanan, tidak mudah menyerah dalam kegagalan dan menemukan makna bahkan dalam pengalaman-pengalaman negatif sekalipun. Semua aspek SPECS (spiritual, physical, emotional, cognitive and creative, social and systemic) dalam membangun ketangguhan itu penting, tetapi kuncinya adalah aspek rohani (spiritual). Jika kita kuat secara rohani, kita dapat tetap tangguh meskipun tubuh dan pikiran kita lemah dan kurang dukungan. Ketangguhan bukanlah tujuan utama kehidupan kita, tetapi ketangguhan menolong kita untuk mencapai tujuan hidup kita yaitu mengasihi dan menaati Tuhan dan mengasihi orang lain. Saat kita melakukannya, ketangguhan rohani kita akan meningkat karena kita bersandar hanya kepada Tuhan, dan bukan pada strategi dan kekuatan kita sendiri.
Judul Buku: Tangguh dalam Kehidupan, Kuat dalam Tuhan Penulis : Tony Horsfall & Debbie Hawker Penerbit : Katalis – Yys. Gloria, Yogyakarta (2020) Bab 15 : Membangun Kehidupan yang Lebih Tangguh (5 hal)