Kita tahu bahwa Kristus memerintahkan kita untuk memberi dan memberikan ganjaran yang besar kepada orang yang memberi. Namun, ternyata masih ada banyak hambatan; ketidakpercayaan, rasa tidak aman, kesombongan, penyembahan berhala, hasrat untuk berkuasa, yang menjadikan memberi sulit untuk dilakukan. Namun, hambatan yang utama adalah pandangan yang keliru bahwa bumi ini adalah rumah kita, bukannya di surga.
Mengapa demikian? Orang sering kali terjebak dalam obsesi harta benda. Ia beranggapan bahwa memiliki kekayaan materi akan membuat bahagia, tapi tanpa disadari ia telah diperbudak oleh harta bendanya sendiri. Alasan yang lain adalah adanya tirani harta benda yang membuat seseorang memiliki prioritas akan harta benda tersebut. Orang memiliki kecenderungan menghabiskan uang mereka untuk mengejar berbagai keinginan yang diharapkan dapat memuaskan hati mereka. Karena hati masih menginginkan harta yang di sini dan saat ini maka kita terlena untuk membayangkan bahwa harta duniawi yang ada di sekitar adalah hal-hal yang asli; bukan sekadar bayangan dari harta yang sesungguhnya.
Pada dasarnya, harta duniawi juga dapat menjadi harta surgawi, yaitu dengan mengubahnya menjadi harta yang kekal. Nah, memberi adalah hal yang dapat dilakukan dalam mengubah uang; mengubah uang menjadi makanan bagi yang kelaparan dan pakaian bagi yang kekurangan; mendukung para misionaris yang giat bekerja memenangkan jiwa-jiwa kepada Injil, dsb. Namun, tentu saja bukan hanya uang, dapat juga waktu, keterampilan, kebijaksanaan, dll. Tindakan memberi merupakan pengingat bahwa hidup ini semuanya adalah tentang Tuhan. Tuhan memiliki tujuan yang lebih mulia terhadap uang yang kita miliki dari sekadar memperkaya diri sendiri. Memberi mematahkan Mamon yang hendak memperbudak kita, dan membuat kita untuk menyerahkan setiap kendali, kuasa, dan kebanggaan kita atas harta benda kita kepada Pemiliknya.
Judul Buku : Prinsip Harta Penulis : Randy Alcorn Penerbit : Katalis (Mei, 2013) Bab 4 : Hambatan Memberi (16 hal)







