Bagi kaum pemerhati, menunjukkan kepedulian bukanlah suatu tugas berat, melainkan bentuk cara mengasihi Allah. Alkitab banyak menceritakan kisah contoh kaum pemerhati, seperti hubungan Ester dan Mordekhai adalah antara sepupu pertama dan paman, di mana Mordekhai mengadopsi Ester ketika ia menjadi yatim piatu. Mordekhai kemudian menjadi figur pembimbing dan pelindung bagi Ester, bahkan membimbingnya saat ia menjadi ratu Persia dan menyuruhnya untuk menggunakan posisinya demi menyelamatkan bangsanya.
Dalam pengajaran-Nya, Yesus menekankan bahwa belas kasihan kepada sesama adalah hal yang utama. Ketiadaan kasih akan sesama mengundang sebuah pertanyaan, sungguhkah kita mengasihi Allah? Dalam Filipi 2:4 Paulus mendorong tiap-tiap orang kristiani untuk memedulikan satu sama lain. Hal ini tidak bisa dibatasi hanya sebatas peduli terhadap orang sakit, tetapi ada beragam jalan untuk mengasihi Allah dengan mengasihi sesama. Misalnya, dengan menemani orang lanjut usia, menolong seseorang saat krisis, menjadi relawan, dsb.
Memedulikan orang lain bukanlah bukti adanya sentuhan supranatural dari Allah, tetapi adalah sebuah kesaksian akan keberadaan Allah. Untuk itu, kaum pemerhati perlu berhati-hati manakala kepedulian berubah menjadi sebuah lisensi untuk menghakimi orang lain yang melayani Allah secara berbeda. Hal lain yang juga perlu diwaspadai adalah ketika kepedulian tidak lagi untuk melayani Allah, melainkan untuk melayani diri sendiri melalui pelayanan kepada orang lain. Apa pun bentuk kepedulian yang dilakukan oleh kaum pemerhati, memedulikan sesama bukan hanya cara untuk menunjukkan kasih mereka akan Allah, tetapi juga untuk bertumbuh di dalam kasih mereka akan Allah.
Judul Buku : Sacred Pathways Penulis : Gary Thomas Penerbit : Katalis (cetakan kedua, Mei 2024) Bab 8 : Kaum Pemerhati (20 hal)
