“Shalom” adalah kata yang sering orang Kristen ucapkan ketika saling bertemu. Namun, apakah makna kata shalom itu dan mengapa kita perlu mengusahakannya? Shalom berasal dari kata Ibrani yang berarti “damai sejahtera” yang bermakna sebagai “keutuhan, kesehatan, kekompletan, kesejahteraan”, paling tepatnya, shalom menunjuk pada situasi ketika otoritas dan kekuasaan Allah memerintah secara mutlak, ketika seluruh ciptaan-Nya–termasuk manusia–berada dalam relasi yang benar dan tidak ada keterpisahan akibat dosa dengan Allah.
Shalom antara Allah dengan manusia jauh melebihi sekedar salah satu pihak “mengampuni dan melupakan”. Bila shalom dalam Perjanjian Lama hanya dapat diperoleh melalui upacara pengorbanan, shalom sebagai “pendamaian” antara Allah dan manusia dalam rangka keutuhan dan kesejahteraan kekal manusia telah dimenangkan oleh Yesus melalui kematian dan kebangkitan-Nya di kayu salib. Maka tidak ada shalom antara Allah dan manusia selain dari salib.
Ada hal yang perlu kita ingat, yaitu bahwa shalom tidak selalu memiliki arti kekal, atau “yang ter/paling”. Adakalanya shalom bisa merujuk pada hal sederhana seperti kesehatan dan kesejahteraan orang lain. Namun, hal terpenting terkait shalom dan terciptanya dunia baru adalah bahwa “pendamaian” itu hanya diperoleh orang-orang yang sudah ditebus oleh darah Tuhan Yesus yang bangkit. Oleh karena itu, kita perlu memperdengarkan shalom kepada orang-orang melalui mulut kita dan membawa mereka untuk percaya kepada Injil Yesus Kristus.
Judul Buku : What is The Mission of The Church (Apa Misi Gereja?) Penulis : Kevin DeYoung & Greg Gilbert Penerbit : Katalis (2023) Bab 8 : Mengusahakan Shalom (26 hal)