“Bekerja” sering kali terdengar bernada negatif sebagai sesuatu yang berat atau sulit: berjerih lelah, bersusah payah, berpeluh, membanting tulang, dll. Bagaimana kita dapat melihat bekerja sebagai hal yang baik ketika kita merasa lelah dan kewalahan? Ketika ada banyak konflik di tempat kerja? Di saat-saat itulah kita merasakan bagaimana bekerja menjadi sebuah kutukan.
Meskipun bekerja merupakan hal yang baik, tetapi pada kenyataannya bekerja membuat kita frustrasi, mengecewakan, dan tidak menyenangkan. Tidak terkecuali kita sebagai orang Kristen, kadang kita dibanjiri dengan masalah-masalah pekerjaan yang membuat kita stres, berhadapan dengan masalah etika dan moral, konflik di tempat kerja yang menuntut pernyataan iman kita.
Lantas bagaimana sikap kita terhadap kutukan pekerjaan? Rasul Paulus di dalam 2 Korintus 11:23-28 menuliskan rentetan penderitaan yang ia alami selama bekerja. Namun, ia juga mengatakan bahwa ia senang dan rela dalam kelemahan karena di situlah ia menjadi kuat (2Kor. 12:10). Kita perlu memiliki kerinduan yang sama seperti Paulus untuk melayani dan taat, menghormati Tuhan, dan bekerja sama dengan Tuhan. Pekerjaan itu sendiri tidak terkutuk, tetapi proses pekerjaanlah yang terkutuk karena sering kali tidak didasarkan pada sikap avad dan shamar, yaitu penyembahan dan ketaatan.
Judul Buku : Workship Penulis : Kara Martin Penerbit : Katalis (2022) Bab 3 : Bekerja sebagai Kutukan (7 hal)