Sebelum membuat kebenaran Allah melekat, kita perlu mengetahui apakah yang dimaksud dengan kebenaran itu sendiri. Sebagian besar orang dewasa dan remaja yang lahir baru tidak memiliki pandangan-pandangan yang alkitabiah sehingga tidak mengetahui apakah kebenaran itu. Kebenaran dalam pembahasan kita adalah scripture and the spirit (Alkitab dan Roh Kudus), yang merupakan kesaksian dari Firman Allah yang dihidupkan oleh Roh Allah. Roh Kuduslah yang sesungguhnya membuat kebenaran cerita-cerita Alkitab itu melekat.
Allah menyatakan realitas diri-Nya melalui Firman yang diucapkan-Nya maupun Firman yang menjadi daging, yaitu Yesus. Firman yang adalah Allah sendiri adalah pedang Roh bagi kita, Allah adalah kebenaran, dan perkataan/Firman-Nya adalah kebenaran (Yoh. 17:17). Allah telah menyatakan kebenaran-Nya yang sempurna kepada kita ketika Roh Kudus menggerakkan orang-orang tertentu untuk menuliskan pernyataan diri-Nya kepada seluruh generasi.
Kebenaran Firman akan membuktikan kuasanya sendiri ketika kita menggunakannya. Tugas kita adalah menyampaikan Firman Allah kepada seluruh generasi dan membiarkan Firman membela kebenaran-Nya sendiri, tanpa menambahi dan mengurangi kebenaran Firman itu sendiri. Lalu bagaimanakah kita membuat seseorang mengingat sebuah cerita tanpa menghafalkannya? Selain melalui visualisasi, pengulangan maupun rangkaian gambar cerita, hal yang utama adalah menyampaikan kebenaran dengan hati. Mintalah dan persilakan Roh Kudus melakukan tugas-Nya yaitu mengajarkan Firman kepada kita dan meyakinkan para pendengar akan Firman.
Kuasa supernatural Allah membuat kebenaran melekat ketika kita memakai Firman-Nya (pedang Roh) yang tak pernah salah dengan pimpinan Roh Kudus yang menyingkapkan kebenaran kepada kita. Dengarkanlah terus dan berulang Firman Allah, dan sampaikanlah kepada orang lain dengan kuasa Roh Allah supaya semakin banyak orang yang melekat kepada kebenaran Allah.
Judul Buku: Truth That Sticks (Kebenaran yang Melekat) Penulis : Avery T. Willis JR. & Mark Snowden Penerbit : Katalis – Yys. Gloria, Yogyakarta (2017) Bab 8 : Pedang Roh (16 hal)