Transforming Discipleship: Tahap Perkembangan Ketiga dan Keempat (Remaja dan Dewasa)

0
(0)

transforming_disciplehipTAHAP PERKEMBANGAN KETIGA: DORONGAN (REMAJA)

Tahap remaja dalam pemuridan sangatlah mirip dengan masa remaja pada anak-anak. Selama masa ini, sangat penting bagi para remaja untuk membangun kepercayaan diri mereka sehingga mereka dapat menjadi diri mereka sendiri. Hal ini dapat terjadi dengan membiarkan mereka belajar dari latihan dan kesalahan yang dilakukan. Para orang tua membatasi jumlah pertolongan yang sering diberikan. Dengan kata lain, mereka akan bertumbuh dengan cara menghadapi setiap konsekuensi dari tindakan mereka.

Dalam 2 Timotius, yang umumnya dianggap sebagai suratnya yang terakhir, Paulus menggabungkan citra pelatih dengan seorang ayah. Dalam surat terakhirnya, Paulus menyampaikan bahwa akhir pelayanannya sudah dekat: “Saat kematianku sudah dekat” (2Tim 4:6). Agenda Paulus ialah untuk memastikan tersampainya Injil kepada generasi berikutnya. Apa yang Tuhan tugaskan baginya telah selesai dilakukan. Jadi ia berpikir untuk mengefektifkan transisi pada mereka yang telah berjuang bersama-sama dengannya. Waktu Paulus untuk berlomba hampir berakhir. Namun sebelum ia menerima hadiahnya, tongkat harus segera diserahkan ke peserta berikutnya.

Salah seorang yang akan melanjutkan misinya ketika ia tidak ada ialah Timotius, anaknya yang terkasih dalam iman. Dapat Anda lihat sendiri bahwa hanya ada beberapa orang dalam hidup Paulus yang menerima kasih sayang Paulus seperti yang diterima Timotius. Memang benar Paulus adalah bapak rohani Timotius. Namun tebakan saya, jika Paulus memiliki anak biologis, Timotiuslah yang akan menjadi anaknya. Paulus memulai surat ini dengan “Kepada Timotius, anakku yang kekasih”. Dalam suratnya yang pertama pada Timotius, ia memanggilnya sebagai “anakku yang sah di dalam iman.” Sedangkan bagi jemaat Korintus, Paulus menulis bahwa ia mengirim Timotius, “anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan” bagi mereka (1Kor 4:17).

 

TAHAP KEEMPAT: PARTISIPASI (DEWASA)

Tujuan dari proses pemuridan ialah untuk menuju kedewasaan. Balwicks menyatakan tujuan pengasuhan seperti ini: “Bagi Tuhan, hal yang ideal adalah anak-anak sampai pada titik kedewasaan di mana mereka serta para orang tua mereka saling memberdayakan satu sama lain. Mutualisme menandai tahap kedewasaan. Orang tua mencapai titik di mana mereka bisa belajar dari anak-anak mereka. “Hubungan timbal balik untuk saling memberi dan menerima merupakan indikasi hubungan yang dewasa (antara orang tua dan anak-anak).”

Mutualisme dan kemitraan menandai tahap dewasa dalam pelayanan Paulus. Pada tahap awal masa bayi dan perkembangan anak dalam iman, pribadi yang memuridkan akan lebih sering memberikan instruksi. Imitasi dan pengenalan ialah tentang investasi dan memberikan teladan bagaimana sesuatu seharusnya terjadi. Ketika kita mencapai masa pertumbuhan, hal ini ditandai dengan menguatkan orang untuk menjadi pribadi seperi yang Allah inginkan. Kebebasan dan eksperimen makin bertambah. Pada tahap dewasa pembelajaran menjadi proses mutualisme yang saling membangun. Paulus memperlakukan jemaat di Roma sebagai orang dewasa ketika berkata, “Sebab aku ingin melihat kamu untuk memberikan karunia rohani kepadamu guna menguatkan kamu yaitu supaya aku ada di antara kamu dan turut terhibur oleh iman kita bersama, baik oleh imanmu maupun imanku” (Rm 1:11-12). Paulus menghargai jemaat di Roma dengan mengatakan bahwa ia tidak hanya datang untuk memberi, tetapi juga untuk menerima dari mereka. Hubungan yang sehat ialah saling menguntungkan. Hal ini lantas tak berarti bahwa tak masalah seberapa besar tingkat kematangan seseorang dalam Kristus, selalu ada sesuatu yang dapat ditawarkan serta diterima. Paulus, tidak peduli bagaimana matangnya dalam iman, tak akan pernah mengatasi kebutuhannya untuk menerima manfaat dari beberapa karunia rohani yang dapat ditawarkan jemaat di Roma.

Dalam pelayanannya, Paulus melihat dirinya sebagai mitra dan rekan kerja bagi yang lain dalam Injil. Kita punya sejumlah nama-nama mereka yang berkerja bersama Paulus sebagai pekerja dalam Injil: Timotius, Titus, Epafroditus, Silvanus, Priskila, Alwila, Eudia, Syntekhe, Onesiforus (dan lihat Rom 16). Meskipun dalam hal otoritas, Paulus merupaka seorang rasul, namun ia menahan diri menggunakan otoritas itu sesukanya. Misalnya saja, suratnya yang ia tulis pada Filemon tentang Onesimus, budaknya yang melarikan diri itu. Dalam salamnya, Paulus memanggul Filemon sebagai “kekasih, teman sekerja kami” (Flm 1). Mendesak Filemon untuk menerima kembali budaknya, Onesimus, Paulus mengatakan bahwa sebagai rasul ia bisa menjalankan kewenangan itu dengan memberikan perintah, tetapi sebaliknya, karena menghormati Filemon, ia mendesaknya dengan dasar kasih.

Model pemuridan orang tua yang digunakan Paulus selalu bertujuan untuk mendorong orang lain untuk menjadi seperti yang telah Yesus rancangkan. Kerinduan Paulus ialah setiap orang percaya menjadi sempurna berdasarkan keunikan mereka masing-masing seperti yang Tuhan rancangkan. Agenda Paulus bukanlah untuk membuat replika dirinya.

Model pemuridan orang tua yang digunakan Paulus memiliki beberapa lapisan. Di atas dasar imitasi terdapat proses pengenalan yang menandai masa kecil dan kanak-kanak dari pertumbuhan iman. Ketika para murid mulai berkembang menjadi pribadi mereka, komunikasi Paulus akan ditandai dengan suatu penguatan untuk bertumbuh berdasarkan potensi mereka. Lalu, pada akhirnya Paulus mengharapkan orang bertumbuh menuju kedewasaan dengan berpartisipasi penuh dalam melakukan misi Injil.


Disadur dari

Buku: Transforming Discipleship (Pemuridan yang Mengubahkan: Membuat Beberapa Murid Yang Serupa Kristus Dalam Waktu Bersamaan) hal 124-130.

Penulis: Greg Ogden

Penerbit: Literatur Perkantas Jatim

Info Produk: Transforming Discipleship

Seberapa artikel ini berguna?

Klik pada "bintang" untuk memberi nilai!

Nilai Rata² 0 / 5. Jumlah vote: 0

Belum ada vote! Jadilah yang pertama menilai.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isikan dengan ANGKA *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.

eBook Rekomendasi

Situs Rekomendasi





Komentar