Orang tua yang penuh cinta menganggap kesejahteraan dan kebahagiaan anak-anaknya merupakan kebahagiaan dan kesejahteraan mereka. Ketika berbicara tentang kesejahteraan anak-anak rohaninya, Paulus memiliki hati sebagai orang tua. Kemampuan Paulus untuk masuk ke dalam kehidupan anak-anak rohaninya yang baru percaya memungkinkan mereka untuk berbalik dan sepenuhnya bertumbuh bersama-sama dengannya. Dalam bab tiga, saya menggambarkan dampak yang Don berikan dalam hidup saya selama masa-masa perkuliahan di mana saya sangat gampang dipengaruhi. Pada saat-saat tersebut, saya sangatlah membutuhkan seseorang untuk membantu membentuk tujuan hidup saya. Saya ingin seperti Don karena saya kenal pribadinya. Saya mengenalnya karena dia membuka dirinya bagi saya. Ketika mengingat waktu-waktu yang kami habiskan bersama, dalam pikiran saya muncullah gambaran kami berdua yang sedang bercakap-cakap sambil duduk berdampingan di bangku sebelah lapangan tenis atau saat sedang duduk berseberangan di meja piknik di taman. Yang saya ingat, saya diizinkan masuk dalam hatinya. Yang ia bagi bukan hanya cintanya pada Yesus, tetapi juga bagian-bagian perih dan sulit dalam dirinya yang perlu Yesus bersihkan. Gairah yang saya lihat dalam diri Don membuat saya ingin menjadi sepertinya.
Dengan pengenalan, kita menjadi termotivasi untuk meneladani seseorang. “Proses identifikasi atau pengenalan merupakan proses di mana seseorang memercayakan dirinya untuk menjadi seperti orang lain dalam beberapa hal yang dikagumi, merasakan pengalaman keberhasilan dan kekalahan orang tersebut sebagai miliknya, dan sadar atau tidak sadar meneladani perilaku tersebut… Fakta tentang keterlibatan emosi dengan orang lain inilah yang membedakan proses identifikasi dengan hanya sekadar imitasi.
Paulus dengan berani mengambil gambaran feminin untuk menyampaikan hubungan emosional dengan orang-orang yang ia rindukan utuk dibawa menjadi orang Kristen yang dewasa. Mungkin penggambaran keibuan yang paling tidak biasa yang digunakan Paulus adalah ketika menyebut sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu” (Gal 4:19). Sebagai laki-laki, saya tidak tahu apa yang Paulus pahami tentang jemaar Galatia. Pada malam yang panjang ketika putri kami lahir, istri saya yang biasanya sangat rapi bahkan tak mengkhawatirkan penampilannya sama sekali. Keningnya yang dibanjiri keringat telah membuat poninya yang keriting menjadi lurus. Tubuhnya melengkung membentuk huruf V setiap lima menit sekali. Lama sekali saya telah melupakan bagaimana bunyi rintihan itu keluar dari dalam dirinya. Kemudian, pada pagi-pagi sekali keluarlah sebuah pernyataan, “Ini adalah malam terburuk dalam hidupku!”. Seperti inilah Paulus menghubungkan kesejahteraan dalam Kristus yang terbentuk dalam diri jemaat Paulus.
Disadur dari:
Buku: Transforming Discipleship (Pemuridan yang Mengubahkan: Membuat Beberapa Murid Yang Serupa Kristus Dalam Waktu Bersamaan) hal 120-121.
Penulis: Greg Ogden
Penerbit: Literatur Perkantas Jatim
Info Produk: Transforming Discipleship