Kita harus mencatat bahwa bahasa yang dipakai di seluruh Injil dan Kitab Kisah Para Rasul asing bagi Paulus. Sedangkan istilah "membuat murid" dan "menjadi murid" mendominasi kosakata Yesus dan catatan sejarah dari gereja mula-mula, frasa-frasa ini tak bisa ditemukan dalam surat-surat Paulus. Bahkan, Paulus tidak pernah berbicara tentang memiliki murid! Usahanya diarahkan untuk membantu gereja memahami apa arti seorang Kristen "berada dalam Krsitus" atau "Kristus di dalam kamu". Ini tidak berarti bahwa konsep pemuridan tidak ada dalam pikiran Paulus. Menjadi seorang pengikut Kristus yang berinisiatif, berbuah, dan berkomitmen penuh juga hadir dalam pemikiran Paulus seperti dalam pemikiran Yesus. Hal ini hanya dinyatakan istilah berbeda.
Metofara penting, meskipun tidak eksklusif, yang membentuk pemahaman Pulus tentang tujuan dan proses pemuridan adalah poengasuhan rohani. Tulisan-tulisan Paulus yang ditaburi dengan gambaran ayah dan ibu rohani: menganggap mereka yang dilayaninya sebagai bayi dan anak-anak; menganggap dirinya sebagai ibu yang menyusui, atau yang lelah bekerja, menyatakan bahwa tujuan hidup dalam Kristus adalah untuk bertumbuh dewasa. Walaupun ia tidak membatasi penjelasannya pada konsep keluarga saja, lensa yang membentuk cara utamanya memandang proses dan hasilnya yang berada dalam Kritus adalah orang tua.
TUJUAN PENGASUHAN
Dalam keluarga yang sehat, tujuan orang tua adalah untuk membesarkan anak-anak menjadi orang dewasa yang mandiri, bertanggung jawab dan peduli.
Kehidupan Kristen dijelaskan dalam berbagai ayat Perjanjian Baru seperti pertumbuhan dari bayi rohani menjadi orang yang dewasa iman. Orang yang baru percaya memulai kehidupan imannya sebagai bayi dan akhirnya tumbuh dalam Kristus. Seseorang bergerak keluar dari keadaan kebergantungan, di mana orang yang menjadi teladannya, akan mengajar, dan memuridkannya, hingga ia mencapai suatu keserupaan penuh dengan Allah. Sejalan dengan pertumbuhan ini, orang percaya juga mulai memikul tanggung jawab untuk memuridkan orang lain. Meskipun benar bahwa orang beriman selalu bergantung pada Tuhan dan Roh Kudus dalam proses pertumbuhan, ada perkembangan alami dalam kematangan seseorang yang memimpinnya sebagai orang percaya, untuk digunakan oleh Tuhan demi melayani orang lain.
Pengasuhan yang memberdayakan anak-anak hingga dewasa konseptual mirip dengan penggambaran pemuridan dalam Perjanjian Baru. Pengasuhan yang berhasil akan menghasilkan anak-anak yang mendapatkan kekuatan pribadi sebanyak yang orang tua mereka miliki, dalam konteks Kristen, anak-anak yang telah diberdayakan akan mengasihi Allah dan sesama seperti diri mereka sendiri, mereka mampui melampaui diri mereka sendiri untuk menjangkau orang lain.
Seharusnya bukan sebuah hal yang mengejutkan jika tujuan pengasuhan Kristen identik dengan tujuan pemuridan. Unit pemuridan yang utama dalah keluarga Kristen. Para pembimbing utama adalah orang tua. Dengan demikian, sangatlah masuk akal jika Paulus menggambarkan proses pengasuhan dan perkembangan sama halnya dengan proses kedewasaan.
Disadur dari
Buku: Transforming Discipleship (Pemuridan yang Mengubahkan: Membuat Beberapa Murid yang Serupa Kristus dalam Waktu Bersamaan) hal 109-111.
Penulis: Greg Ogden
Penerbit: Literatur Perkantas Jatim
Info Produk: Transforming Discipleship