Tiga Konsekuensi Praktis
Keserupaan dengan Kristus dan Misteri Penderitaan
Memang, penderitaan sendiri adalah topik yang sangat besar, dan masih ada banyak cara bagi orang Kristen untuk memahaminya. Namun ada satu hal yang sangat penting, dan hal itu adalah bahwa penderitaan merupakan bagian dari proses Allah dalam membentuk kita untuk menjadi serupa dengan Kristus. Apakah itu sebuah kefrustasian atau kekecewaan, kita perlu melihatnya dalam terang surat Roma 8:28 dan 29.
Menurut Roma 8:28, Allah senantiasa bekerja demi tujuan yang baik bagi umat-Nya, dan berdasarkan Roma 8:29 tujuan yang baik ini adalah untuk membentuk kita serupa dengan Kristus.
Keserupaan dengan Kristus dan Tantangan Penginjilan
Mengapa upaya-upaya penginjilan kita sering penuh dengan kegagalan? Beberapa alasan mungkin dapat dikemukakan, dan saya tentu tidak boleh menyederhanakannya, namun satu alasan utama adalah bahwa kita tidak serupa dengan dengan Kristus yang kita kabarkan.
John Poulton telah menuliskan hal ini dalam buku kecilnya yang mudah dimengerti A Today Sort of Evangelism:
Khotbah yang paling efektif datang dari mereka yang menghidupi hal-hal yang mereka katakan. Diri mereka adalah pesan mereka… orang-orang Kristen… harus serupa dengan apa yang mereka bicarakan. Pribadi-pribadi-lah yang pada dasarnya berkomunikasi, bukan kata-kata atau ide-ide.. Keaslian diri… dari sisi terdalam seseorang… Sebuah ketidaktulusan sesaat dapat menimbulkan keraguan terhadap semua percakapan yang telah dibangun sejauh itu…. Apa yang terkomunikasikan saat ini pada dasarnya adalah keaslian pribadi.
Mirip dengan pernyataan tersebut, seorang Guru Besar Hindu, saat mengetahui bahwa salah seorang mahasiswanya adalah seorang Kristen berkata, “Jika Anda sebagai orang-orang Kristen hidup seperti Yesus Kristus, maka besok India akan kau taklukkan.”
Contoh yang lain adalah Pdt. Iskandar Jadeed yang sebelumnya adalah Muslim Arab yang pernah berkata, “Jika semua orang Kristen adalah Kristen [pengikut Kristus] tidak akan ada lagi Islam hari ini.”
Saya tidak mengenal penulis-penulis dari kata-kata ini secara pribadi namun saya yakin mereka mengatakan yang sesungguhnya.
Keserupaan Kristus dan Berdiamnya Roh Kudus
Saya telah banyak berbicara tentang keserupaan dengan Kristus, namun bagaimana hal tersebut menjadi mungkin buat kita? Dengan kekuatan sendiri, tentu saja itu mustahil, namun Allah telah memberikan kepada kita Roh Kudus-Nya untuk memampukan kita menggenapkan tujuan-Nya.
William Temple biasanya mengilustrasikan poin dari Shakespeare dengan cara ini:
Bukanlah hal yang baik memberi saya peran seperti Hamlet atau Raja Lear dan memberitahukan saya untuk menuliskan peran seperti itu. Shakespeare dapat melakukannya; saya tidak dapat.
Adalah hal yang tidak baik menunjukkan kepada saya sebuah hidup seperti hidup Yesus dan menyuruh saya untuk menghidupi hidup seperti itu. Yesus dapat melakukannya; saya tidak dapat.
Namun jika sosok sejenius Shakespeare dapat datang dan hidup dalam saya, maka saya dapat menuliskan peran itu sepertinya.
Dan jika Roh Yesus dapat datang dan tinggal di dalam saya, maka saya dapat hidup dalam hidup seperti-Nya.
Tujuan Allah adalah untuk membentuk kita serupa Kristus dan cara Allah adalah dengan memberikan kepada kita Roh Kudus-Nya.
Disadur dari
Buku: The Radical Disciple (Murid yang Radikal: Beberapa Aspek yang Sering Diabaikan Orang Kristen) hal 32-33.
Penulis: John Stott
Penerbit: Literatur Perkantas Jatim
Tautan: The Radicla Disciple