Penekanan saya lewat buku ini adalah kita yang mengklaim diri sebagai murid-murid Tuhan Yesus akan memancing-Nya untuk berkata kembali: "Mengapa engkau menyebut-Ku 'Tuhan, Tuhan', dan tidak melakukan apa yang Aku katakan?" (Lukas 6:46). Sebab pemuridan sejati adalah pemuridan yang sepenuh hati, dan di sinilah poin saya yang berikutnya berlanjut.
Jadi, yang kedua, mengapa "radikal"? Oleh karena kata yang saya gunakan untuk menggambarkan pemuridan kita ini adalah kata sifat, maka penting untuk menunjukkan makna dari kata yang saya gunakan ini.
Kata Inggris "radikal" diturunkan dari kata Latin radix, yang berarti akar (atau sumber). Tampaknya, pada mulanya kata ini digunakan sebagai label politis bagi orang-orang seperi politisi abad ke-19, William Cobbett yang memiliki pandangan ekstrim, liberal dan reformis. Namun, dari sini, kata ini kemudian digunakan secara umum bagi mereka yang pandangan-pandangannya sangat mengakar kuat dan sempurna dalam komitmen mereka.
Kini kita siap untuk meletakkan kata benda dan kata sifat ini bersama-sama dan mengajukan pertanyaan ketiga, mengapa disebut "murid yang radikal"? Jawabannya sangat jelas. Ada tingkat-tingkat komitmen yang berbeda dalam komunitas Kristen. Yesus sendiri mengilustrasikan hal ini lewat apa yang dialami dengan benih-benih yang digambarkan-Nya dalam Perumpamaan Penabur. Perbedaan yang ada di antara benih-benih terebut terletak pada jenis tanah di mana benih tersebut jatuh. Terhadap benih yang ditaburkan pada tanah yang berbatu-batu Yesus berkata, "Tetapi ia tidak berakar."
Cara umum yang kita gunakan untuk menghindarkan diri dari pemuridan yang radikal adalah dengan menjadi selektif; memilih area-area di mana komitmen yang cocok dengan kita dan menjauh dari area-area dan menuntut harga yang sangat mahal. Namun karena Yesus adalah Tuhan, kita tidak punya hak untuk mengambil dan memilih area-area yang cocok di mana kita akan tunduk kepada otoritas-Nya.
Yesus layak untuk menerima
Penghormatan dan Kuasa
Dan pujian lebih dari yang dapat kita berikan
Jadilah Tuhan selamanya milik-Mu
Disadur dari:
Buku: The Radical Disciple (Murid yang Radikal: Beberapa Aspek yang Sering Diabaikan Orang Kristen) hal 12-13.
Penulis: John Stott
Penerbit: Literatur Perkantas Jatim
Tautan: The Radical Disciple