“Hanya ada sedikit saja buku yang memiliki pengaruh besar bagi penginjilan dunia dalam generasi kita sebesar The Master Plan of Evangelism,” tulis Billy Graham dalam kata pengantar buku ini. The Master Plan of Evangelism telah menjadi standar bagi banyak orang percaya dalam melakukan pemuridan dan misi dunia. Selama lebih dari lima puluh tahun sejak penerbitan edisi pertamanya pada tahun 1963, buku ini sudah terjual lebih dari 3,5 juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 100 bahasa. Buku edisi kedua yang dipersingkat (1 Mei 2010) ditujukan untuk menjangkau pembaca masa kini secara relevan dan efektif.
Penulisnya, Dr. Robert E. Coleman, adalah profesor dalam Penginjilan dan Pemuridan di Gordon-Conwell Theological Seminary sejak 2001, setelah memimpin the School of World Mission and Evangelism di Trinity Evangelical Divinity School selama 18 tahun. Dia pernah memimpin the Billy Graham Center Institute of Evangelism di Wheaton College dan menjadi dekan the Billy Graham International Schools of Evangelism.
Coleman memulai dengan pertanyaan: “Apakah usaha kita dalam menjalankan kegiatan pelayanan memenuhi amanat agung Kristus? Apakah kita melihat semakin bertambah banyaknya orang-orang yang berdedikasi untuk menjangkau dunia dengan injil sebagai hasil dari pelayanan yang dilakukan?” (hlm. 13-14). Buku ini bukan mengenai strategi pemuridan dan penginjilan Dr. Coleman, melainkan tentang “prinsip-prinsip yang mendasari pertimbangan dan pilihan tindakan pelayanan dari Sang Guru, dengan harapan agar usaha pelayanan yang kita lakukan dapat selaras dengan pola yang ditunjukkan-Nya” (hlm. 14). Pendekatan studi Coleman adalah dengan memandang catatan-catatan tentang kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus Kristus dalam Injil sebagai “tindakan waktu demi waktu yang didasarkan pada strategi kegerakan pelayanan yang telah dipikirkan dengan baik dan menyeluruh terkait dengan sasaran jangka panjang” (hlm. 14). Tesis Coleman adalah bahwa rancangan pelayanan Tuhan Yesus harus menjadi pola bagi penginjilan dan pemuridan bagi gereja dan orang percaya. Dia berusaha menyarikan strategi kegerakan pelayanan Tuhan Yesus ke dalam delapan prinsip (the “Master’s plan”) sebagai berikut:
Prinsip Pemilihan (selection). Tuhan Yesus memulai pelayanan-Nya dengan memanggil beberapa orang untuk mengikuti Dia dan mencurahkan banyak waktu-Nya untuk menolong mereka. Pemilihan pada dasarnya adalah prinsip pembatasan dan konsentrasi agar dapat membimbing murid-murid dengan efektif.
Prinsip Persekutuan (association). Setelah memanggil murid-muridnya, Tuhan Yesus tinggal bersama mereka. Persekutuan pada dasarnya adalah komitmen Tuhan Yesus untuk membangun hubungan dan kedekatan yang mendalam dengan para murid-Nya.
Prinsip Penyerahan Diri (consecration). Tuhan Yesus pertama mengundang murid-murid-Nya untuk mengikut Dia, kemudian meminta mereka untuk menaati Dia dalam penyerahan diri yang mutlak berdasarkan kepercayaan dan kasih mereka pada-Nya. “Dia sedang melatih pemimpin-pemimpin dalam Kerajaan-Nya. Jika mereka mau dipersiapkan dan diperlengkapi untuk melayani, mereka harus membayar harga” (hlm. 51).
Prinsip Pemberdayaan (impartation). Tuhan Yesus bukan hanya menuntut ketaatan dari murid-murid-Nya, tetapi juga memberi pemberdayaan bagi mereka untuk dapat menaati-Nya. Tuhan Yesus memberikan pengaruh melalui kasih dan menularkan hidupnya melalui keteladanan. Tuhan Yesus mendoakan dan menghubungkan murid-murid-Nya dengan Roh Kudus yang melanjutkan karya-Nya dalam hidup mereka.
Prinsip Percontohan (demonstration), Prinsip Penugasan (delegation), dan Prinsip Pendampingan (supervision). “Yesus melatih murid-murid-Nya agar pada suatu ketika mereka dapat mengambil alih pekerjaan-Nya, yaitu untuk memberitakan injil keselamatan kepada dunia” (hlm. 79). Rencana pengajaran Yesus adalah menunjukkan teladan dalam hidup dan melayani, memberi tugas, dan mendampingi murid-murid-Nya.
Prinsip Pelipatgandaan (reproduction). Amanat Agung Tuhan Yesus: “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Mat. 28:19). Yesus menghendaki para murid menjadi serupa dengan Dia dan menjadikan orang lain serupa dengan Dia. Pelipatgandaan ini terus meluas sampai ke segala suku bangsa.
Secara keseluruhan, prinsip-prinsip tersebut memberikan gambaran tentang bagaimana menghasilkan murid Kristus yang mengikuti kehidupan dan pengajaran Kristus, dan yang kemudian melangkah untuk menjadikan orang lain menjadi murid Kristus juga.
Kekuatan dari buku Coleman ini adalah prinsip-prinsipnya tidak didasarkan pada tren-tren atau teknik-teknik terbaru, melainkan pada catatan Alkitab tentang strategi pelayanan Tuhan Yesus, teladan yang sempurna.
Rencana agung Tuhan Yesus untuk menjangkau dunia yang diungkapkan dengan sangat baik oleh Coleman. Hasil studinya memberikan prinsip-prinsip untuk diterapkan pada metode dan konteks pelayanan yang berbeda-beda. Di dalam pembahasannya, kita melihat bahwa sasaran Yesus bukan sekadar pertobatan, melainkan kemuridan. Yesus tidak sekadar melatih orang-orang menjadi murid-Nya, melainkan memperlengkapi para murid tersebut untuk melipatgandakan diri dengan menjadikan orang lain murid-Nya.
Buku ini relatif mudah dibaca karena isinya cukup singkat-padat serta memberikan urutan prinsip-prinsip yang kokoh dan mudah diingat. Secara khusus, buku ini merupakan perlengkapan penting bagi para pemimpin gereja, pembimbing kelompok, dan setiap orang yang ingin mendorong diri sendiri dan orang lain untuk melakukan pemuridan dan misi dunia secara strategis.
Saya merindukan melalui pemahaman yang diperoleh dari buku ini setiap pembacanya memiliki gairah dan visi untuk menghasilkan murid-murid Kristus yang terus memuridkan generasi-generasi murid Kristus dalam lingkar pelipatgandaan yang semakin luas di antara segala suku bangsa, sampai ujung bumi, hingga akhir zaman.
—Johan Setiawan, S.Psi., M.Th.
Informasi Buku
Judul: The Master Plan of Evangelism
Penulis: Robert Emerson Coleman
Penerbit: Revell (1963, abridged edition 2010)
Terjemahan Bahasa Indonesia
Judul: The Master Plan of Evangelism: Rencana Pelayanan Kristus untuk Menjangkau Dunia
Penerbit: Katalis (2018)