STIR (Bab 3)

0
(0)

Kepemilikan sering kali diartikan sebagai harta benda atau segala sesuatu yang kita miliki yang tampak oleh mata. Dan karena merasa memiliki, kita bertanggung jawab untuk merawat dan menghindarkan kepemilikan itu dari segala kerusakan. Tetapi kepemilikan yang jauh lebih penting adalah kepemilikan atas pilihan-pilihan, sikap, perilaku, dan yang terutama adalah jiwa, perjalanan batin kita yang Tuhan berikan yang juga menuntut tanggung jawab kita.

Sebagai seseorang yang berada pada tahap pertumbuhan rohani kita bertanggung jawab atas kepemilikan kita yang meliputi kehidupan kita sehari-hari bersama Allah dan dunia interior/dalam diri atau kehidupan batin dan perjalanan hidup kita. Allah memiliki tujuan atas diri kita yaitu Ia ingin kita menjadi dewasa, bertumbuh semakin serupa dengan-Nya dalam pikiran, tindakan dan karakter kita. Allah tidak hanya peduli dengan yang akan kita lakukan tetapi juga akan menjadi siapa atau seperti apa kita yaitu bertumbuh, berubah menjadi dewasa secara rohani.

Dalam perjalanan hidup kita Allah memakai relasi-relasi kita dengan orang lain untuk menolong kita menjalani tahap baru perkembangan jiwa kita. Kita membutuhkan seorang pemandu pribadi yang kita temukan dalam sebuah relasi, seseorang yang membantu kita merawat jiwa kita dalam menghadapi kehancuran diri kita sendiri ataupun mengalami perjumpaan dengan Allah. Pada tahap ini kita sungguh bergantung pada penyingkapan kasih karunia Allah karena akan melibatkan banyak penemuan diri. Dan ketika kita bertumbuh secara rohani kita akan menemukan kebergantungan dengan Allah dari saat ke saat dan pengenalan akan Allah secara pribadi.

Menemukan kehidupan batin kita, mengenali dan menerima kepemilikan perjalanan kita, realita-realita yang terjadi dalam hidup kita yang kadang mengecewakan kita (keinginan-keinginan, rasa malu, trauma, kehancuran, ketakutan) akan memunculkan kekuatan yang tersembunyi yang ada dalam diri kita untuk memasuki tahap pertumbuhan yang lebih bersandar kepada Allah. Ketika kita menerima perjalanan tersebut kita menjadi semakin terbuka terhadap intervensi dan pemulihan Allah. Percayalah bahwa Allah memakai setiap kesakitan dan luka-luka kita supaya kita dapat merawat kesakitan dan luka-luka orang yang kita layani.

Hampir kebanyakan orang menolak tahap pertumbuhan ini, menghadapi kelemahan, kesombongan, dan kekosongan diri. Tetapi Allah selalu dapat menjumpai kita bahkan di tempat-tempat yang tidak pernah kita harapkan dan menjadikan kita bertumbuh dewasa secara rohani.


Judul Buku: STIR (Transformasi Rohani dalam Berelasi)
Penulis: Mindy Caliguire
Penerbit: Katalis – Yys. Gloria, Yogyakarta (2019)
Bab 3: Menerima Kepemilikan Perjalanan Itu

Seberapa artikel ini berguna?

Klik pada "bintang" untuk memberi nilai!

Nilai Rata² 0 / 5. Jumlah vote: 0

Belum ada vote! Jadilah yang pertama menilai.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isikan dengan ANGKA *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.

eBook Rekomendasi

Situs Rekomendasi





Komentar