Memuridkan orang lain lebih dari sekadar kelas pengajaran melainkan sebuah proses yang berlangsung terus menerus seumur hidup. Langkah pertama yang harus kita lakukan setelah kita menjangkau orang yang belum percaya adalah follow up (tindak lanjut) yang dimaksudkan untuk membimbing pertumbuhan rohani mereka, bukan mengendalikan mereka. Follow up ini membutuhkan “sikap hati”. Dalam 1 Tesalonika disebutkan ada tujuh “sikap hati”, yaitu:
- Hati yang bersyafaat. Hal yang perlu dan penting untuk kita lakukan adalah mendoakan orang yang baru percaya. Doa-doa Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Filipi, dan Kolose dapat menjadi contoh doa-doa kita bagi mereka.
- Hati yang berinisiatif. Dalam hal orang yang baru percaya, kitalah yang perlu mengambil inisiatif terlebih dulu untuk melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan pembimbingan rohani.
- Hati seperti seorang ibu. Seorang ibu mengetahui kapan ia harus bersikap lembut yang berarti mendengarkan dan bukannya memperbaiki, berdiam diri dan bukannya berbicara, merangkul pundak dan bukannya menasihati, begitu pun kita pada saat kita merawat orang yang baru percaya.
- Hati seperti seorang bapak. Memiliki hati seorang bapak berarti memiliki kualitas seorang bapak untuk mendekati anaknya (orang yang baru percaya).
- Hati yang terbuka. Orang yang baru percaya memerlukan lebih dari sekedar informasi atau inspirasi, untuk itu kita perlu bersikap terbuka memperlihatkan bagaimana Injil dihidupi dalam peristiwa hidup sehari-hari.
- Hati yang tak bercacat. Bahwa setiap nasihat atau pengajaran yang kita berikan sungguh kita hidupi dan bukan sekedar kemunafikan.
- Hati yang jujur. Sebagai orang yang memuridkan kita perlu memiliki hati yang benar dihadapan Tuhan dan manusia, dan juga motivasi yang murni.
Membimbing pertumbuhan rohani orang yang baru percaya dapat terjalin erat bila kita melakukannya dengan segenap hati. Dari sikap hati inilah mereka akan melihat dan mengalami bagaimana Injil dihidupi dan akhirnya membawa mereka kepada Kristus.
Judul Buku: Pemuridan untuk Semua Orang
Penulis: Scott Morton
Penerjemah: Arie Saptaji
Penerbit: Katalis – Yys. Gloria, Yogyakarta (2011)
Bab 5: Tahap Dua: Memuridkan dengan Segenap Hati