KEMURIDAN: YANG TERBAIK DARI ALLAH BAGI UMAT-NYA
Yesus mengajarkan bahwa iman berarti mengikuti. Itulah ujian pertama Yesus atas iman seseorang (lihat Lukas 9:23-25). Namun demikian, mengikuti di sini meliputi masa yang panjang. Kemuridan bukan program atau kegiatan, melainkan cara hidup.
Itu bukan untuk jangka waktu tertentu, melainkan seumur hidup. Kemuridan bukan hanya untuk petobat baru, melainkan untuk semua orang percaya dalam hidup mereka tiap hari. Kemuridan bukan salah satu dari yang gereja lakukan—inilah yang gereja kerjakan. Bukan pula sekadar bagian dari pelebaran kerajaan Allah; adanya para murid yang sungguh-sungguh ialah bukti paling penting akan karya Allah di bumi. Tanpa adanya pekerja-pekerja seperti ini dengan jumlah yang cukup, tugas itu melemah dan tidak terselesaikan (lihat Matius 9:35-38).
Sederhananya, kemuridan berarti belajar dari dan mengikuti seorang guru. Namun demikian, sesederhana apapun kita mendefinisikan kemuridan dengan berbagai istilah, beberapa hal tentang gerakan kemuridan masih belum mendapat fokus dan perhatian gereja. Bagi saya cukup membingungkan bahwa kita kesulitan untuk menempatkan pemuridan di pusat pelayanan meskipun Yesus telah memberikan kita perintah yang jelas “jadikanlah … murid…” (lihat Matius 28:18-20).
Jadi, mengapa kita tidak secara otomatis menempatkan kemuridan di pusat semua pelayanan? Mungkin beberapa kata ini menjadi penyebabnya: dampak (influence), visi (vision), penundukan diri (submission), ketepercayaan (accountability), kerapuhan (vulnerability), pengakuan (confession), pembelajaran (study), pengorbanan (sacrifice), dan disiplin (discipline). Dengan hanya beberapa kata sarat makna, rasul Paulus memberikan alasan lain orang cenderung menghindari kemuridan: “Latihlah dirimu beribadah” (1 Timotius 4:7). Mari kita hadapi―disiplin bukanlah sesuatu yang kita semua sukai. Kita berusaha untuk menghindari disiplin, karena hal itu mengganggu pola hidup kita yang rutin dan nyaman.
C.S. Lewis, apologet Kristen terkenal, menulis bahwa kata yang paling ia benci ialah “gangguan” (Inggris: interference). Gangguan terjadi ketika seseorang ingin mencampuri urusan Anda. Dan, persis seperti itulah kemuridan. Jika Anda ingin bertumbuh secara sungguh-sungguh, Anda tidak hanya harus membiarkan orang lain mengetahui hal pribadi dalam hidup Anda, namun Anda pun harus bersedia mengundang orang tersebut masuk ke dalam hidup Anda. Yang lebih menakjubkan, Anda akan bertumbuh menuju kasih dan bergantung pada “gangguan” tersebut.
Kebanyakan dari kita ingin menuai buah kedisiplinan sementara hidup ini kita jalani dalam kemalasan. Kita menginginkan seluruh keuntungan dari kerendahan hati dan pertumbuhan tanpa menjadi rendah hati atau berusaha untuk bertumbuh. Alkitab jelas menyatakan bahwa kita memerlukan banyak gangguan untuk membendung perasaan cepat puas yang ada dalam diri kita. Gangguan yang positif ini berada tepat di inti pemuridan―suatu proses yang Yesus jelaskan sebagai mengajar orang lain: “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Matius 28:20)
Mengapa panggilan untuk menjadikan murid adalah inti dari karya Allah? Mengapa Allah senang jika kita berkomitmen total pada kemuridan? Apa yang kemuridan kerjakan yang tidak mungkin dilakukan oleh hal lain?
Mari memulainya dari sesuatu yang sudah jelas. Kemuridan berada di peringat teratas prioritas Allah karena Yesus melakukannya dan memerintahkan kita untuk melakukannya, dan para pengikut-Nya meneruskannya.
Disadur dari
Buku: The Complete Book of Discipleship (Panduan Lengkap Pemuridan): Bab 1
Penulis: Bill Hull
Penerbit: Katalis Media
Info Produk: Panduan Lengkap Pemuridan