Hidup dengan Misteri (Bag. 6)

0
(0)

Gambaran kehidupan orang Kristen adalah ibarat sebuah perjalanan, penuh dengan misteri. Gambaran ini mengingatkan kita bahwa ada tahapan-tahapan dan juga rangkaian-rangkaian peristiwa di sepanjang perjalanan itu. Hal apa sajakah yang terjadi di dalam hidup kita yang membawa kita menuju kedekatan dengan Allah sendiri?

Perjalanan iman orang Kristen melewati tahapan-tahapan iman yang dialami sepanjang hidupnya. Secara berurutan tahapan iman ini dibagi menjadi enam tahap: 1. Pengenalan akan Tuhan, 2. Kehidupan pemuridan, 3. Kehidupan produktif, 4. Perjalanan ke dalam, 5. Perjalanan ke luar, 6. Kehidupan cinta kasih. Konsep perjalanan iman ini sangat penting bagi pertumbuhan rohani seseorang baik secara pribadi ataupun kelompok. Seseorang harus terlebih dulu mengalami proses tahapan iman ini, mengalami kasih Allah sendiri untuk dapat menolong pertumbuhan iman orang lain.

Awal mula perjalanan iman seseorang dapat terjadi di usia berapa pun. Bagi orang-orang yang sedang mengalami fase usia paruh baya, mereka sedang mengalami masa transisi antara kehidupan di paruhan pertama (muda) dan paruhan kedua (dan sekarang aku tua). Fase ini dapat menjadi sebuah masa krisis, tetapi bisa juga tidak terjadi. Ada tiga perspektif dalam mengenali dan melihat perjalanan kehidupan paruh baya, yaitu dengan menengok ke belakang (meninjau masa lalu), melihat ke dalam (beradaptasi dengan situasi saat ini), dan memandang ke depan (mengantisipasi yang akan datang). Tetapi yang terutama pada fase usia baya ini adalah bagaimana kita menemukan diri kita dan menyelaraskannya dengan apa yang sedang kita kerjakan yang merupakan panggilan dan kehendak Tuhan atas hidup kita.

Memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan dan apa yang Tuhan kerjakan dalam dan melalui hidup kita merupakan sebuah misteri yang sering kali tidak dapat kita selami. Ada misteri dalam iman orang Kristen: misteri trinitas, inkarnasi dan salib, misteri dalam kehidupan doa dan pelayanan pemuridan kita, dan masih banyak misteri yang lain. Terkadang misteri ini tidak mudah kita pahami, tetapi menerima misteri membuat kita lebih terbuka dalam memahami hikmat dan kasih-Nya yang mengatasi segala sesuatu, dan membebaskan kita dari keinginan kompulsif kita untuk mengawasi dunia dan menasihati Tuhan tentang apa yang harus Dia lakukan selanjutnya dalam hidup kita.

Tanpa kita sadari sering kali kita ingin memberikan instruksi kepada Tuhan tentang apa yang seharusnya Tuhan lakukan. Terutama saat kita mengalami penderitaan. Bukan hanya memprotes Tuhan dengan penderitaan kita, tetapi bahkan mempertanyakan keberadaan Tuhan
pada saat itu. Kita tidak menyadari bahwa Tuhan ada dan menangis bersama kita dalam penderitaan kita. Bagi orang yang percaya Yesus, selalu ada harapan dan Ia sedang mengerjakan sesuatu untuk kebaikan kita melalui penderitaan yang sedang kita alami. Tuhan menjadikan penderitaan untuk mengubah dan mentransformasi seseorang sehingga menghasilkan sebuah karakter yang baik. Yesaya 55:8-9 menjelaskan bahwa jalan-Nya bukanlah jalan kita, dan pikiran-Nya bukanlah pikiran kita. Yang Tuhan inginkan adalah kita memercayai-Nya.

Providensia adalah keyakinan bahwa Tuhan mengarahkan segala urusan manusia, yang baik maupun yang buruk, kepada tujuan utama-Nya yang baik. Hal ini paling baik dipahami dengan menengok ke belakang dan dilihat dengan kacamata iman. Di dalam providensia Tuhan, situasi yang tampaknya negatif dapat diubah menjadi kesempatan positif. Kasih Tuhan selalu bekerja, dan Tuhan selalu memiliki rancangan-Nya yang indah dalam hidup kita.


Judul Buku  : Mentoring Conversations
Penulis     : Tony Horsfall
Penerbit    : Katalis (2021)
Bagian 6    : Hidup dengan Misteri (30 hal)

Seberapa artikel ini berguna?

Klik pada "bintang" untuk memberi nilai!

Nilai Rata² 0 / 5. Jumlah vote: 0

Belum ada vote! Jadilah yang pertama menilai.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isikan dengan ANGKA *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.

eBook Rekomendasi

Situs Rekomendasi





Komentar