Hidupkanlah Pekerjaan-Mu (Bab 1)

0
(0)

Lebih dari 2.500 tahun lalu, Nabi Habakuk mengamati masyarakat di sekitarnya dan menjadi muak dengan yang dilihatnya. Ia lalu berseru kepada Allah, “Tuhan, … Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang!” (Hab. 3:2). Itulah seruan bagi terjadinya kebangunan rohani.

Tatkala kita mengamati dunia kita pada saat ini, dunia kita pun menghadapi situasi yang limbung dan tersesat. Respons terbaik kita adalah kebangunan rohani umat Allah secara pribadi dan bersama-sama yang akan mengalirkan berkat kepada jutaan orang yang belum percaya, yang membuat ratusan ribu orang terhilang, terasing dan tanpa berpengharapan datang kepada Juru Selamat. Dua hal penting yang harus terus ada di pikiran, hati, dan doa para pemimpin Kristen adalah kebutuhan kebangunan rohani di antara umat Allah dan kebutuhan untuk terlibat dalam memenangkan yang terhilang dan membina yang sudah diselamatkan dalam menaati Amanat Agung (Mat. 28:19-20).

Apakah yang Yesus lakukan ketika Yesus melihat orang-orang yang membutuhkan kebangunan rohani? Belajar dari teladan Yesus, Yesus mengumpamakan orang banyak yang datang kepada-Nya seperti domba yang kelelahan, rebah di tanah, tidak berdaya, dll. Mereka perlu dibangkitkan. Mereka membutuhkan pertolongan dan juga orang-orang yang bersedia datang kepada mereka, membawakan mereka makanan, naungan, dorongan, dan kekuatan. Para pekerja! Yaitu kita yang dipanggil untuk berdoa dan bekerja bagi hasil tuaian, bagi kebangunan rohani untuk menyegarkan semangat yang lesu: domba-domba yang telantar.

Allah memiliki dua cara utama untuk menyelesaikan tujuan dan rencana-Nya: biasa dan luar biasa, alami dan adikodrati. Ketika kebutuhan akan pekerja semakin jelas, Allah melibatkan kita sebagai alat-Nya dengan cara biasa, dan kitalah yang harus menyelaraskan diri dengan cara-cara Tuhan yang biasa dalam menyelesaikan pekerjaan-Nya, dan bukan hanya berdoa, memohon kebangunan rohani kepada Allah sementara kita dengan tidak sabar menantikan-Nya bertindak secara adikodrati. Tuhan ingin memakai kita sebagai alat-Nya yang biasa bagi kebangunan rohani umat-Nya dan bagi penginjilan kepada orang-orang yang masih terabaikan.

Hal pertama yang dapat kita lakukan bagi para pekerja adalah berdoa bagi mereka. Ketika kita berdoa bagi mereka, hati kita sendiri tergerak untuk menjadi para pekerja, yaitu orang-orang yang dipenuhi, diurapi, dan dipanggil Roh Kudus, dan yang menjadi saksi-Nya ke mana pun Allah mengutus mereka dan yang tergerak oleh belas kasihan karena melihat kebutuhan yang berbeda-beda di tengah umat Allah. Kebangunan rohani bukanlah pilihan tetapi desakan bagi kita.


Judul Buku: Laboring in the Harvest
Penulis   : Leroy Eims & Randy Eims
Penerbit  : Katalis – Yys. Gloria, Yogyakarta (2015)
Bab 1     : Hidupkanlah Pekerjaan-Mu (10 hal)

Seberapa artikel ini berguna?

Klik pada "bintang" untuk memberi nilai!

Nilai Rata² 0 / 5. Jumlah vote: 0

Belum ada vote! Jadilah yang pertama menilai.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isikan dengan ANGKA *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.

eBook Rekomendasi

Situs Rekomendasi





Komentar