HIDUP YANG BERBUAH

0
(0)

hidup_berbuahHidup manusia yang sehat adalah hidup yang berbuah. Kita merasakan hal ini di tingkat yang dalam. Sebagai contoh, keinginan akan keadaan yang berlimpah dapat menghasilkan rumah tanggal dengan anak-anak, kebun dengan bebungaan, pertanian dengan panen yang subur, pekerjaan dengan kesempatan-kesempatan kreatif, bisnis dengan pertumbuhan yang mantap, peran yang meluas dalam kepemimpinan publik, atau semata-mata berbagi hikmat dengan orang lain saja.

Teladan keberbuahan adalah Allah. Ia menciptakan alam semesta dengan memamerkan keroyalan yang luar biasa, lalu berpaling kepada makhluk-makhluk-Nya dan berfirman, “Beranakcuculah dan bertambah banyak” (Kejadian 1:28; dalamNew American Standard Bible: “Be fruitful [“Berbuahlah”] and multiply”). Ada keberbuahan yang bersifat generasi —baik secara biologis maupun secara rohani—yang diiniatkan dan didorong oleh Allah. Tetapi ada juga keberbuahan lewat ciri-ciri karakter Kristen.

Karakter Kristen timbul dari “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2 Petrus 1:4) dan merupakan karya Roh Kudus. Buku ini membahas tentang buah Roh —sembilan sifat karakter yang terdapat dalam Galatia 5:22-23: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

Saya setuju dengan Evan Howard bahwa, “pembentukan rohani Kristen bukanlah semata-mata menumbuhkanpengalaman dengan Roh tetapi lebih merupakan pembentukan radikal, suatu perupaan dan pencetakan orang percaya menjadi serupa dengan Kristus melalui Roh.” Dengan kata lain, pembentukan rohani haruslah merupa karakter, seturut dengan pemahaman yang klasik dan Alkitabiah tentang kesalehan.

Kita memakai “alat-alat penilai” untuk memastikan karunia-karunia apa yang kita miliki dan berusaha menggunakan semuanya itu dengan cara yang cenderung kepada pemenuhan diri sendiri. Bahayanya, karunia-karunia Roh akan terpisah dari buah Roh. Hal ini dapat menghasilkan ambisi yang sombong, bukannya pelayanan yang rendah hati dan penuh kasih.

Penulis Puritan, John Owen, sangat bersikeras bahwa buah Roh adalah karya Roh, tidak berasal dari manusia. Sifat-sifat saleh ini bukanlah sesuatu yang bisa kita pabrikkan, sombongkan, atau klaim sebagai hasil sendiri. Sebaliknya, semuanya itu adalah karya Allah, dan bersumberkan Allah sendiri. Namun, ada peran penting yang harus kita mainkan. Saya menyebut ciri-ciri karakter ini “pakaian anugerah” karena kita harus mengenakannya secara aktif. Seperti dijelaskan Owen, kita bertanggung jawab atas tindak-tindak ketaatan yang membuat buah ini “terpelihara, meningkat, terkuatkan, dan terkembangkan.”

 

Buku Sumber: Hidup yang Berbuah, Melimpahnya Kasih Allah Melalui Diri Anda, hal 5-7

Penulis: Jerry Bridges

Penerbit: Pionir Jaya

Info Produk: Hidup yang Berbuah

Seberapa artikel ini berguna?

Klik pada "bintang" untuk memberi nilai!

Nilai Rata² 0 / 5. Jumlah vote: 0

Belum ada vote! Jadilah yang pertama menilai.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isikan dengan ANGKA *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.

eBook Rekomendasi

Situs Rekomendasi





Komentar