Hati Bapa (Bab 8)

0
(0)

Seseorang dapat mengalami kehilangan figur seorang bapa yang menjadikannya seorang yatim. Pada kenyataannya, masih begitu banyak orang yang menjadi yatim bukan saja dari orang tua jasmani, tetapi juga dari berbagai warisan rohani dan emosional yang tidak sehat, kehancuran karakter, yang menjadikan mereka menjadi yatim rohani. Gereja juga dipenuhi dengan anak-anak yatim rohani yang dapat disebabkan oleh karena iman mereka yang tidak terawat, atau akibat kesalahan mereka sendiri atau orang lain yang belum menjadi bagian dari sebuah keluarga rohani. Mereka membutuhkan tempat dimana mereka merasa dimiliki dan memiliki, membutuhkan bapa atau ibu rohani yang dapat menolong mereka bertumbuh dalam Tuhan.

Kebutuhan akan bapa rohani juga dipertegas di dalam Alkitab seperti yang disampaikan Paulus kepada jemaatnya di Tesalonika bahwa “Kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya … Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang, dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya” (1Tes. 2:7,11-12). Maka menjadi bapa atau ibu dalam Tuhan tidak terbatas hanya bagi para pendeta atau pemimpin rohani, tetapi setiap orang dewasa rohani, baik laki-laki maupun perempuan, yang mengasihi orang lain dapat bertindak sebagai bapa rohani bagi orang percaya lain. Kesediaan bapa rohani untuk memberi waktu pada orang lain dan memiliki rumah yang terbuka, dapat menjadikan hidup mereka sebagai sarana penyembuhan dan kasih.

Menjadi seorang bapa rohani sebaiknya dilakukan bukan berdasarkan sikap otoritas (memerintah) yang menghasilkan sikap superior yang dapat mendominasi dan menekan, tetapi berdasarkan kesetaraan yang menghasilkan sikap melayani. Bapa-bapa dalam Tuhan memahami bahwa otoritas yang sesungguhnya diperoleh dari pengurapan Roh Allah dan merupakan hasil dari karakter, kebijaksanaan, karunia rohani dan sikap melayani yang berasal dari karakter Bapa sendiri.

Sebagai pribadi, kita dapat menjadi anak yatim itu sendiri, ataupun menjadi bapa rohani. Sebagai anak yatim, kita membutuhkan kerendahan hati untuk memiliki sikap teachable (dapat diajar) dan hati yang terbuka untuk menerima apa yang Tuhan ingin berikan kepada kita melalui bapa rohani. Dan ketika kita berada pada situasi menjadi bapa rohani, kita harus dapat menciptakan atmosfer (suasana, lingkungan) rohani yang baik dan nyaman melalui perkataan dan perbuatan dari sekedar kata-kata yang kita ucapkan. Menjadi anak yatim ataupun bapa rohani, keduanya sama-sama membutuhkan kerendahan hati sebagai pintu pemulihan dan rekonsiliasi yang membawa kita kepada relasi-relasi yang lebih dalam kepada Tuhan.


Judul Buku: The Father Heart of God (Hati Bapa)
Penulis: Floyd McClung Jr.
Penerbit: Katalis – Yys. Gloria, Yogyakarta (2018)
Bab 8 – akhir: Bapa-Bapa dalam Tuhan

Seberapa artikel ini berguna?

Klik pada "bintang" untuk memberi nilai!

Nilai Rata² 0 / 5. Jumlah vote: 0

Belum ada vote! Jadilah yang pertama menilai.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isikan dengan ANGKA *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.

Agenda Acara

eBook Rekomendasi

Situs Rekomendasi