Apakah kita pernah berbuat dosa? Tidak mudah bagi kita untuk mengakui bahwa kita sudah memberontak kepada Allah dan mengingkari hak-Nya untuk menjadi Tuhan atas hidup kita. Sebagai Bapa yang Pengasih, Allah rindu mengampuni kita jika kita bersedia mengakui kesombongan dan keegoisan kita dan meminta-Nya untuk mengampuni kita.
Allah ingin kita memiliki relasi yang intim dengan Dia dan menyingkirkan segala penghalang komunikasi kita dengan-Nya. Jika ada obat permanen untuk rasa sakit kita, mengapa kita masih mencari solusi sementara? Allah justru akan menolong kita untuk memahami masalah kita yang paling dasar dan bagaimana cara mengatasinya.
Agar dapat mengalami penyembuhan dan manfaat penyembuhan secara maksimal, ada tujuh langkah menyembuhkan luka-luka emosional yang dapat kita ikuti:
Langkah 1: Mengakui kebutuhan kita akan penyembuhan Allah.
Mulailah dengan bersikap jujur di hadapan Allah, ungkapkanlah pada-Nya segala dosa, luka dan perbudakan rohani kita. Kita membutuhkan pengampunan untuk dosa kita, penyembuhan untuk luka kita, dan kelepasan untuk perbudakan rohani kita.
Langkah 2: Mengakui emosi-emosi negatif kita.
Sebagian besar dari kita tidak mengetahui bagaimana mengenali atau mengungkapkan emosi-emosi negatif (kemarahan, kekecewaan, ketakutan, kepahitan, dll.) yang ada dalam diri kita. Akibatnya, konsep memberi dan menerima dalam relasi kita dengan orang lain dan Bapa kita menjadi terhambat. Kita perlu mencurahkan isi hati kita, membongkar emosi-emosi negatif kita melalui sikap kita yang terbuka dan jujur kepada orang lain dan Bapa.
Langkah 3: Mengampuni orang-orang yang sudah melukai kita.
Mengampuni yang dimaksud yaitu bukan sekedar melupakan kesalahan yang dilakukan seseorang kepada kita tetapi memberikan kasih dan penerimaan kita sekalipun kita terluka. Pengampunan merupakan sebuah proses dan tindakan yang membutuhkan ketekunan karena dapat terjadi berulang. Namun pengampunan adalah antiseptik paling ampuh penangkal infeksi untuk luka-luka emosional kita.
Langkah 4: Menerima pengampunan Bapa.
Seringkali musuh terbesar kita adalah rasa bersalah kita pada diri kita sendiri. Kita perlu mencurahkan rasa bersalah kita kepada Tuhan dalam doa, mengakui dosa kita, meminta dan mengakui bahwa kita menerima pengampunan dari-Nya, dan bahwa kita mengampuni diri kita sendiri. Ada penyembuhan di dalam pengampunan.
Langkah 5: Menerima kasih Bapa.
Ada suatu kekosongan dalam hidup kita yang mana hanya Allah sendiri yang dapat mengisinya. Mintalah Allah untuk melimpahi kita dengan Roh Kudus-Nya dan berusahalah untuk tetap berfokus pada-Nya. Mengembangkan sikap menyembah adalah hal utama dalam menerima kasih Bapa. Penyembahan membawa kita ke hadirat Allah dan menjauhkan kita dari depresi dan mengasihani diri kita sendiri.
Langkah 6: Memikirkan pikiran-pikiran Allah tentang kita.
Ketika sedang berada dalam situasi terluka terkadang kita justru mengembangkan pola pikir negatif tentang diri kita sendiri. Untuk mengatasi setiap kali kita mulai memikirkan pikiran negatif, hentikanlah dan ucapkanlah pikiran positif, dengan disertai ayat Alkitab. Pikirkanlah apa yang Allah pikirkan tentang diri kita melalui ayat-ayat Alkitab. Jangan menyerah dan tetaplah bertekun, dengan pertolongan Tuhan kita pasti bisa mengatasinya.
Langkah 7: Bertekun untuk menyelesaikan sampai akhir.
Allah memberi kita kasih karunia untuk bertekun menyelesaikan panggilan yang Dia mau kita lakukan. Menyerah hanya akan membuat kita rentan terhadap perasaan-perasaan galau, marah, terluka, tidak percaya atau apa pun yang bisa menyerang kita. Allah ingin kita berproses melewati pergumulan yang merupakan bagian dari proses penyembuhan yang akan mencapai kemenangan. Bertekunlah dan selesaikanlah bagian kita sampai akhir.
Selain langkah-langkah di atas, gereja sebagai “keluarga Bapa” juga merupakan saluran kasih dan penyembuhan Allah bagi orang yang terluka. Ketika kita mengasihi, menerima dan mengampuni satu sama lain sebagai saudara-saudari dalam Kristus, kasih Allah mengalir melalui kita untuk saling menyembuhkan. Ya, hanya kasih Allah yang dapat memberikan pemulihan emosional sepenuhnya untuk kita. Tetapi pemulihan emosional tersebut merupakan sebuah proses yang membutuhkan waktu karena Allah tidak hanya ingin kita menerima penyembuhan tetapi juga mengalami pertumbuhan karakter yang memengaruhi cara kita berespons terhadap luka-luka emosional kita.
Judul Buku: The Father Heart of God (Hati Bapa)
Penulis: Floyd McClung Jr.
Penerbit: Katalis – Yys. Gloria, Yogyakarta (2018)
Bab 4: Penyembuhan dari Bapa Pengasih