Pernahkah tebersit dalam benak kita mengapa Allah memilih cara untuk kita memasuki dunia ini menjadi seorang bayi yang tidak berdaya? Allah merancang kita untuk memulai kehidupan sebagai bayi, yang sangat lemah dan bergantung sepenuhnya, karena Allah ingin menjadikan keluarga sebagai konteks tempat pertunjukan kasih-Nya. Allah rindu anak-anak bertumbuh dengan perasaan dimengerti, dikasihi dan diterima, tumbuh dalam lingkungan yang aman dan penuh kasih yang dapat mengembangkan pribadi yang sehat yang berpusat kepada Allah, dan dapat memandang dirinya sebagai anak yang diinginkan, penting, berharga dan baik.
Namun banyak keluarga yang tidak memenuhi rancangan ideal ini, lingkungan yang aman dan penuh kasih, sehingga anak-anak mengalami luka dan penolakan dalam keluarga. Dan pada akhirnya mereka terhalang untuk dapat mengenal Allah yang sesungguhnya dan memiliki keintiman relasi dengan-Nya.
Luka-luka emosional dan penolakan yang dialami di dalam keluarga dari sejak masa kanak-kanak dapat menjadi hambatan pengenalan akan figur Bapa yang Sempurna. Dalam buku ini disebutkan ada tujuh kesalahan konsep tentang sifat-bapa Allah yang sering kali berasal dari situasi pada masa kanak-kanak: otoritas, kepercayaan, nilai-nilai, kasih sayang, kehadiran, penerimaan, dan komunikasi. Jika kita merasa relasi kita dengan Bapa terhambat oleh karena adanya kelemahan tertentu dalam kasih orangtua, mintalah pertolongan Tuhan untuk mengampuni dan membuang kepahitan tersebut supaya kita mendapatkan perdamaian dengan Allah.
Allah adalah Orang tua yang Sempurna, Bapa yang Sempurna. Dia selalu murah hati, setia, baik dan adil, dan Dia rindu untuk selalu memiliki waktu bersama kita. Bapa ingin kita menerima kasih-Nya dan mengetahui bahwa diri kita istimewa dan unik dalam pandangan-Nya.
Judul Buku: The Father Heart of God (Hati Bapa)
Penulis: Floyd McClung Jr.
Penerbit: Katalis – Yys. Gloria, Yogyakarta (2018)
Bab 2: Bapa yang Sempurna