Prinsip 2: Hancurkan Kekuatan Dari Masa Lalu.
Dalam gereja-gereja yang sehat secara emosional, anggotanya memahami bagaimana masa lalu mereka mempengaruhi kemampuan mereka saat ini untuk mengasihi Kristus dan orang lain. Mereka telah menyadari berdasarkan Kitab Suci dan kehidupan bahwa ada huungan yang ruwet dan kompleks antara keberadaa mereka yang sekarang dengan masa lalu mereka. Ada banyak kekuatan eksternal yang mungkin membentuk kita, tetapi keluarga di mana kita dibesarkan merupakan sistem utama, kecuali dalam kasus-kasus yang jarang terjadi, yang paling berpengaruh yang akan membentuk dan mempengaruhi siapa kita.
Ya, masa kecil saya memiliki saat-saat yang menyenangkan dan tidak. Bukankah setiap orang juga demikian? Saya tentunya bukan sedang menyalahkan orangtua saya atas semua masalah dalam kehidupan. Jika kita berasal dari keluarga di mana kita merasa dikasihi, sebuah rumah yang cukup stabil dan utuh, umumnya dibutuhkan waktu lebih lama untuk bersedia mengenali cara-cara bersikap dan berelasi yang tidak berasal dari keluarga Allah.
Sikap saya adalah, "Saya berada dalam keluarga Allah. Kitab Suci adalah otoritas saya, dan kini jalan hidup saya dipimpin oleh komitmen pada ketuhanan Yesus dan perluasan kerajaan-Nya di bumi. Saya sedang melakukan begitu banyak hal secara berbeda dari keluarga inti saya maupun keluarga besar saya. Misalnya, saya tidak menyimpan kemarahan terhadap orang lain. Saya mencuci piring, saya membantu anak-anak. Saya secara aktif mengikuti Yesus. Saya bekerja dengan orang dari beragam budaya."
Daftar ini sebenarnya hanya di permukaan. Saya buta terhadap betapa banyaknya keluarga tempat saya dibesarkan mendominasi kehidupan sehari-hari saya, khususnya cara saya memimpin keluarga rohani yang disebut New Life Fellowship.
Kebenarannya adalah karena saya sangat keberatan untuk kembali pada kisah saya dan merefleksikan bagaimana masa lalu saya mungkin secara negatif mempengaruhi kemampuan saya untuk mengasihi orang lain.
Implikasinya bagi kehidupan gereja jelas: Adalah mustahil untuk menolong orang agar terbebas dari masa lalunya tanpa memahami keluarga tempat mereka dibesarkan, kecuali kita memahami pengaruhi dari masa lalu pada keberadaan kita sekarang, kita pastilah akan mengulangi pola-pola tersebut dalam relasi-relasi di dalam dan di luar gereja.
Disadur dari
Buku: Gereja yang Sehat secara Emosional
Penulis: Peter Scazzero dengan Warren Bird
Penerbit: Gospel Press