Sebagai seorang yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat artinya kita bersedia berjalan bersama-Nya dalam kasih dan ketaatan. Jika kita tidak sepakat untuk berjalan bersama-Nya dengan harmonis, kita tidak dapat menghasilkan buah dan menjadi berkat. Banyak orang yang menerima Yesus tetapi tidak bersedia menyerahkan segalanya dan berbalik sepenuhnya kepada Allah serta berjalan bersama-Nya. Mereka ini adalah orang-orang yang belum siap menerima pengajaran tentang komitmen, penyerahan diri dan ketaatan kepada kehendak Allah dalam hidup mereka.
Tetapi kita sebagai murid sejati Kristus harus berjalan dalam kebenaran jika hendak mengenal Allah. Kasih karunia Allah yang membawa keselamatan mengajar hati dan pikiran bahwa kita harus menolak kejahatan dan hawa nafsu duniawi, dan dengan kesadaran membangun hidup yang baik dan benar. Jika kita sedang berada di jalan yang menuju surga seharusnya kita tidak sedang berada di jalan yang menuju neraka.
Menjaga supaya jalan kita tetap berada di jalan menuju surga dimulai dari menjaga pikiran kita. Segala sesuatu yang jahat dan baik dan yang sering kali menentukan suasana hati dan keadaan diri kita adalah pikiran kita. Allah mengetahui pikiran kita sebagai bagian dari diri kita yang seharusnya berisi pikiran damai sejahtera, belas kasihan, murah hati, hal-hal yang murni, dan baik. Oleh sebab itu jagalah pikiran kita dengan tinggal di dalam Firman. Mencintai Firman dan menjadikan Firman sebagai hal yang utama dalam hidup kita.
Saya mengajak anda untuk merenungkan arah manakah yang kita pilih untuk menghadap dalam hidup kekristenan kita. Dua orang tidak dapat berjalan bersama apabila tidak saling sepakat, begitu pula dengan jalan hidup kita bersama Yesus.
Judul Buku: Discipleship (Kemuridan)
Penulis: A.W. Tozer
Penerjemah: Okdriati S. Handoyo
Penerbit: Katalis – Yys. Gloria, Yogyakarta (2019)
Bab 6: Kita Tidak Dapat Menghadap ke Dua Arah