Panggilan Yesus untuk komitmen jelas sekali: Ia menginginkan semuanya atau tidak sama sekali. Sungguh tidak masuk akal jika membayangkan seseorang yang dapat menyebut dirinya “Kristen” tanpa menjadi pengikut Kristus yang setia.
Apakah ide tentang orang Kristen yang tidak berbuah adalah konsep yang telah kita ciptakan sendiri, supaya hidup kekristenan menjadi “lebih mudah”? Supaya kita dapat menjalani hidup kita sendiri sambil tetap menyebut “pengikut Kristus”?
Tuhan menginginkan yang terbaik dari kita, Ia layak menerima yang terbaik dari kita dan menuntut yang terbaik dari kita. Dari sejak permulaan, Ia menunjukkan bahwa ada persembahan yang berkenan bagi-Nya dan ada juga yang tidak. Lihat saja Kain yang persembahannya “tidak diindahkan-Nya” (Kej 4:5). Sisa-sisa bukan saja tidak cukup dalam pendangan Tuhan (dan seandainya kita lupa, pandangan-Nya adalah satu-satunya pandangan yang penting), tetapi dipandang jahat. Jadi, mari kita berhenti memberi alasan “jadwal yang padat” atau “tagihan yang menumpuk” atau “lupa.” Memberikan sisa-sida kepada Tuhan itu adalah suatu kejahatan.
Apa yang sebenarnya Tuhan maksudkan dengan kasih itu? Coba baca 1 Korintus 13:4-8, 13. Tetapi kata-kata itu pun sudah terlau sering kita dengar, bukan? Saya tertantang untuk melakukan sebuah “latihan” kecil dengan ayat-ayat ini, latihan yang sangat membuat kita malu. Ambillah frasa Kasih itu sabar dan gantilah kata kasih itu dengan nama Anda sendiri. (kalau saya, “Francis itu sabar…”) lakukan latihan ini untuk setiap frasa dalam perikop di atas. Setelah selesai, apakah Anda merasa dirimu seorang pembohong? Apabila saya diciptakan Tuhan untuk menggambarkan seperti apa kasih itu, maka sebenarnya saya sering gagal untuk sungguh-sungguh mengasihi orang lain.
Tuhan akan jengkel sekali apabila kita menimbang dan membandingkan-Nya dengan hal-hal dunia ini. Ia akan menjadi muak apabila kita memutuskan pada akhirnya bahwa hal-hal tersebut lebih baik bagi kita daripada Tuhan sendiri. Kita merasa kita tidak perlu akan apa pun yang ditawarkan oleh Yesus, padahal tidak menyadari bahwa secara perlahan dan hampir tidak terasa, kita sedang terhanyut ke hilir. Dan dalam proses tersebut, kita menjadi buta, telanjang, dan celaka menjadi orang yang makin melarat. Tidak heran Yesus berkata, bahwa Ia akan memuntahkan orang-orang yang suam-suam kuku dari mulut-Nya!
Dengar saya baik-baik, karena ini sangat penting—bahkan tidak ada yang lebih penting atau kekal daripada hal ini: Apakah Anda bersedia berkata kepada Tuhan bahwa Tuhan boleh memiliki apa pun yang Dia mau? Apakah Anda yakin bahwa komitmen sepenuh hati kepada-Nya lebih penting dari setiap hal apa pun atau siapa pun dalam hidup Anda? Apakah Anda tahu bahwa tidak ada yang Anda lakukan dalam hidup ini yang penting, kecuali mengasihi Tuhan dan mengasihi orang-orang yang Ia ciptakan?
Apabila jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini adalah ya, biarlah tindakan Anda sesuai dengan apa yang Anda katakan. Iman yang sejati tidak menahan apa pun juga; iman sejati mempertaruhkan segalanya dalam harapan akan kekekalan.
Saya tahu semua hal tentang berenang-ke-hulu, mengejar Kristus, memikul-salib-Anda, memperhitungkan-harganya bukanlah hal yang mudah. Bahkan hal ini sesungguhnya sangat sulit, sehingga Yesus berkata bahwa jalannya sempit dan hanya sedikit orang yang akan menemukannya … apa lagi dari antara orang-orang kaya. Seperti perumpamaan tentang penabur, jangan sekali-kali berasumsi bahwa Anda merupakan tanah yang baik; jangan berasumsi bahwa Anda adalah salah satu dari sedikit orang yang berada di jalan yang sempit itu.
bersambung….
Disadur dari: Crazy Love (halaman 91-106)
Penulis: Francis Chan
Penerbit: Benaiah Books
Info produk: Crazy Love