Apakah Anda merasa paling dekat dengan Allah ketika Anda terlibat dalam ibadah dengan liturgi formal, ritual, dan tradisi? Kaum tradisionalis memakai tiga elemen dunia fisik sebagai cara untuk menciptakan relasi dengan Allah, yaitu ritual (atau pola liturgis), simbol (atau patung), dan korban (pengorbanan) guna mengungkapkan kebenaran nonfisik (rohani).
Kekuatan ritual merupakan kekuatan perilaku yang dilakukan terus-menerus yang menyediakan sebuah makna. Misalnya, perayaan Paskah yang dilakukan setiap tahun, pembuatan kalender kristiani yang menolong penyelenggaraan ibadah kristiani, dsb. Kaum tradisionalis juga dapat memadukan ritual dengan penggunaan simbol sebagai “pengikat memori” mereka akan apa yang mereka lihat dan dengar. Selain kedua hal tadi, kaum tradisionalis menjadikan pengorbanan (korban) sebagai sebuah cara untuk menghentikan sesuatu yang dicintai dengan berlebihan dan beralih pada mengasihi Allah sebagai ungkapan penyembahan, dan pengingat bahwa manusia adalah hamba Tuhan.
Kecenderungan mengagungkan ketiga elemen ini dapat menjadikan kaum tradisionalis sebagai seseorang yang melayani Allah tanpa mengenal-Nya secara pribadi, atau mengabaikan kewajiban sosial mereka untuk melayani orang lain. Ritual, simbol, dan korban ada dalam setiap sejarah gereja dan merupakan sarana paling potensial bagi pertumbuhan rohani, tetapi hal yang terpenting bukanlah ketiga hal tersebut melainkan hati manusia terhadap Allah.
Judul Buku : Sacred Pathways Penulis : Gary Thomas Penerbit : Katalis (cetakan kedua, Mei 2024) Bab 5 : Kaum Tradisionalis (20 hal)